By : Ida Rinjani
Pair : KyuMin
Cast : Cho Kyuhyun And Lee Sungmin
Genre : Romance, Comedy
Rate : T-T+, BOYS LOVES,
FF
ini remake dari FF pairing SasuSaku, aku pinjem jalan ceritanya, tapi ada sebagian aku sendiri yang ngarang.
Lee
Sungmin membuka pintu putih di hadapannya, melangkah dengan cepat, lalu duduk
di sofa merah dengan manis setelah meletakkan tas ranselnya di samping sofa.
"Halo,"
ucapnya pada pemuda di sebelahnya yang kini menonton televisi.
"Seharusnya
kau mengucapkannya saat masuk ke rumahku, minnie," sahut Cho Kyuhyun, sang
pemuda yang kini sedang menonton acara Lintas Berita.
Sungmin
mengerucutkan bibir shape-M andalannya,
"Kau tidak menjawab salamku, kyunie."
"Oh."
kyuhyun memperbesar volume televisi.
"Cho
Kyuhyun!" pekik Sungmin
Hening.
"Hh..."
Sungmin menghela napas panjang.
"Benar
kata eunhyuk, Siwonie jauh lebih baik daripada kau," ucapnya dengan
niat memancing amarah sang pemuda.
Kyuhyun
menekan tombol mute, lalu menoleh pada sungmin.
"Mwo?"
tantangnya dengan nada berbahaya.
"Siwonie jauh
lebih baik daripada kau, Cho-Kyu-Hyun," ucap Sungmin dengan nada
menantang.
"Lagi pula, saat kalian SMA siwonie yang menjadi ketua OSIS, bukan
kau. ha-ha."
Sungmin
lalu berdiri, mengambil tas ranselnya, lalu beranjak meninggalkan Kyuhyun.
Namun sebuah tangan menahannya, lalu menariknya sehingga ia kini terduduk di
pangkuan sang kekasih.
"Apa
maumu, min?" ucapnya dengan emosi tergambar di mata.
Ah,
betapa ia tahu bagaimana cara memancing kekasihnya.
"Jawab
salamku, Kyunie." Sungmin meletakkan kedua tangannya di bahu sang kekasih
sembari tersenyum manis. "Halo."
Tuing!
Dan
satu silangan urat pun menghiasi kening kyuhyun.
.:*:.
Butir
per butir keringat menetes dari pelipis kyuhyun
yang kini sedang bermain game kesayangannya. AC
kamarnya mati dan tukang servis baru akan sampai dua jam lagi. Beruntungnya,
sang kekasih kini ada di kamarnya, tepatnya di atas tempat tidurnya, membantunya berkonsentrasi
dalam memainkan permainan favoritnya, berbau monster-monster (starcrafe) tentu
saja.
"Kyunie,"
panggil sang kekasih.
"Hn?"
jawabnya singkat tanpa mengalihkan perhatiannya dari komputer di hadapannya.
"Kenapa
di sini panas sekali?" tanyanya seraya memeluk guling yang terlihat begitu
empuk.
"Karena
AC-nya mati," jawab kyuhyun singkat.
"Kenapa
AC-nya mati?" tanya sungmin kembali.
"Karena
AC-nya rusak, min."
"Kenapa
bisa rusak?" sungmin kini memandang layar komputer yang menggambarkan
monster-moster yang adu hantam dengan beberapa orang.
"Karena
kau terus bertanya."
Puk!
Sebuah
bantal sukses mendarat di kepala sang ,Cho bungsu namun tetap saja, sang pemuda tidak
mengalihkan sedikit pun pandangannya dari layar.
"Kyunie,
pacarmu seorang namja manis sedang
berkeringat di sini, di atas tempat tidurmu, apa kau tidak merasakan apa
pun?"
"Tidak,"
jawab sang kekasih cepat, tanpa keraguan.
Puk!
Bantal
kedua sukses mendarat di kepala kyuhnyun, namun lagi-lagi, tak ada hasil.
"Maniak,"
rutuk Sungmin dengan perlahan, namun masih dapat Kyuhyun dengar.
Tentu
saja kyuhyun ingin membalas, namun sepertinya lebih baik ia diam dan dipanggil
maniak sementara, daripada diganggu waktu bermainnya untuk pembicaraan tidak
berujung.
Dan
seorang Cho Kyuhyun pun menyeringai dalam diam, senang karena akhirnya sang
kekasih pun berhenti bertanya.
.:*:.
"Kyunie,
kau sedang apa?" tanya namja cantik berambut pirang yang masih berbaring
di atas tempat tidur kekasihnya seraya memeluk guling.
Pemuda
yang kini sedang mengutak-ngatik laptop di atas tempat tidur yang sama terlihat
tidak terlalu mengindahkan sang kekasih. "Mengerjakan tugas kuliah, min."
"Oh,"
jawab Sungmin sembari menatap kekasihnya lekat-lekat.
Keringat
Kyuhyun membanjiri keningnya karena tukang servis yang ia panggil belum kunjung
datang.
"Kyunie.”
"Hn,"
sahutnya.
"Apa
kau benar-benar maniak?" tanya Sungmin dengan ekspresi penuh harap.
"Ani,"
jawabnya singkat.
"Jadi
kau bukan maniak?"
"Iya."
"Apa
kau bisa ngerape ?"
"Tidak."
"Bisa break
dance?"
"Tidak."
"Apa
kau punya bulu dada?"
Krik.
Hening.
kyuhyun menghentikan kegiatan mengetiknya seketika. Ia kini menatap namja
cantik yang merupakan kekasihnya yang kini sedang memeluk guling yang selalu ia
pakai, dalam diam. Sang namja cantik menatapnya dengan dua alis terangkat,
menunjukkan ekspresi penasarannya yang menuntut untuk dijawab.
"minie,"
ucap kyuhyun menatap Sungmin tepat di mata
foxsinya.
"Ya,
kyunie..?" Sungmin balas menatapnya, memutuskan untuk tidak memutuskan
pandangan.
"Kenapa
kau bertanya seperti itu?" tanya kyuhyun yang kehabisan akal.
"Karena
kata eunhyuk kalau seorang maniak, bisa bernyanyi rape, bisa melakukan break
dance, dan memiliki bulu dada itu seksi."
Krik.
kyuhyun
diam sejenak, terhenyak.
"Kau
pasti lapar."
Beberapa
detik berikutnya kyuhyun membuka tasnya, melemparnya ke sembarang arah,
menelepon restoran cepat saji untuk memesan beberapa makanan, lalu kembali mengerjakan
tugas kuliahnya.
Memiliki
kekasih seperti Lee Sungmin yang bodoh saat lapar dan kamar yang panas bukan
main cukup membuatnya kualahan.
"kyunie..."
panggil Sungmin dengan perlahan hampir seperti bisikan.
kyuhyun
menghentikan kegiatan mengetiknya, menarik napas dalam-dalam sebelum
membuangnya, lalu menatap Sungmin, mencoba sabar. "Ada apa lagi, min?"
Tentu
saja kyuhyun menyadari bagaimana bibir shape-m sungmin terbuka dan menatap dada
bidangnya yang tak terlapisi apa pun sebelum menaikkan pandangannya untuk
menatap dirinya.
Masih
dengan bibir seksi itu terbuka dan ekspresi kosong Sungmin mengatakan,
"...kau seksi."
Krik.
Catatan: Seorang Cho KYuhyun tidak memiliki bulu
dada
.:*:.
After
one week
“Kyunie!" rengek Lee Sungmin sembari mengguncangkan Cho Kyuhyunyang kini terlelap. Lima menit sudah ia berusaha membangunkan kekasihnya, namun nihil, sang pemuda tampan dengan rambut sedikit ikal itu tetap tidur dengan nyenyaknya.
"Kyunie! Hari ini kan car-free day! Kau bilang mau menemaniku bersepeda!" Sungmin masih belum menyerah untuk membangunkan si pemuda yang tengah terlelap.
kyuhyun akhirnya merespon. Ia bergerak, menarik selimut yang tadinya berada di pinggang, hingga kini menutupi seluruh badannya, bahkan pucuk kepala sekalipun. "Besok," gumamnya parau.
"Besok bukan car-free day,Kyunie ! Jangan mencoba membodohiku, aku sedang tidak lapar," keluhnya.
Sungmin pun menghela napas, lalu melepaskan sepatu kets yang sedang ia pakai. Setelah melepaskan sepatu, Sungmin pun turut masuk ke dalam selimut dan memeluk sang kekasih.
"Min..." ujar Kyuhyun parau. Ia memaksa matanya terbuka untuk menatap sang kekasih berambut pirang yang kini berbaring dengan tangan melingkari pinggangnya.
"Jadi, apa kita berangkat sekarang?" tanyanya tanpa menghiraukan panggilan sang kekasih, dengan senyum termanisnya.
"Hh..." kyuhyun menghela napas sejenak. Ia lalu bangkit dari tidurnya untuk duduk, lalu mengacak rambut namja cantik nya ini.
kyuhyun pun berdiri dari tempat tidur, mengambil bantal, lalu melangkah keluar kamar.
"Besok."
Puk!
Sebuah bantal sukses mendarat di kepalanya telak. Tapi, toh, timpukan itu tidak mengurungkan niatnya untuk melanjutkan tidur di sofa ruang tengah.
"Sial, dasar Cho pabo" rutuk sungmin kesal sambil mengerucutkan bibir seksinya.
“Kyunie!" rengek Lee Sungmin sembari mengguncangkan Cho Kyuhyunyang kini terlelap. Lima menit sudah ia berusaha membangunkan kekasihnya, namun nihil, sang pemuda tampan dengan rambut sedikit ikal itu tetap tidur dengan nyenyaknya.
"Kyunie! Hari ini kan car-free day! Kau bilang mau menemaniku bersepeda!" Sungmin masih belum menyerah untuk membangunkan si pemuda yang tengah terlelap.
kyuhyun akhirnya merespon. Ia bergerak, menarik selimut yang tadinya berada di pinggang, hingga kini menutupi seluruh badannya, bahkan pucuk kepala sekalipun. "Besok," gumamnya parau.
"Besok bukan car-free day,Kyunie ! Jangan mencoba membodohiku, aku sedang tidak lapar," keluhnya.
Sungmin pun menghela napas, lalu melepaskan sepatu kets yang sedang ia pakai. Setelah melepaskan sepatu, Sungmin pun turut masuk ke dalam selimut dan memeluk sang kekasih.
"Min..." ujar Kyuhyun parau. Ia memaksa matanya terbuka untuk menatap sang kekasih berambut pirang yang kini berbaring dengan tangan melingkari pinggangnya.
"Jadi, apa kita berangkat sekarang?" tanyanya tanpa menghiraukan panggilan sang kekasih, dengan senyum termanisnya.
"Hh..." kyuhyun menghela napas sejenak. Ia lalu bangkit dari tidurnya untuk duduk, lalu mengacak rambut namja cantik nya ini.
kyuhyun pun berdiri dari tempat tidur, mengambil bantal, lalu melangkah keluar kamar.
"Besok."
Puk!
Sebuah bantal sukses mendarat di kepalanya telak. Tapi, toh, timpukan itu tidak mengurungkan niatnya untuk melanjutkan tidur di sofa ruang tengah.
"Sial, dasar Cho pabo" rutuk sungmin kesal sambil mengerucutkan bibir seksinya.
:*:.
Grauk!
Kyuhyun terlonjak dari tidurnya, duduk seketika karena rasa sakit yang ia rasakan di pundak kanannya.
"Min..." ujarnya dengan nada yang berbahaya.
Tangan kirinya kini tengah sibuk mengelus pundak kanannya yang sukses digigit oleh kekasihnya yang kadang sangat menyebalkan menurutnya.
"Ba-ngun!" ujar Sungmin tak mau kalah.
Kyuhyun terlonjak dari tidurnya, duduk seketika karena rasa sakit yang ia rasakan di pundak kanannya.
"Min..." ujarnya dengan nada yang berbahaya.
Tangan kirinya kini tengah sibuk mengelus pundak kanannya yang sukses digigit oleh kekasihnya yang kadang sangat menyebalkan menurutnya.
"Ba-ngun!" ujar Sungmin tak mau kalah.
"Kau tidak boleh bangun terlalu siang,Kyunie."
Sungmin kini berdiri dengan menolakkan kedua tangan di pinggang.
"Memangnya kenapa kalau aku bangun siang?"
"Nanti kau penyakitan,!"
"Memangnya kenapa kalau aku penyakitan?"
"Kalau kau penyakitan aku yang susah, Kyunie. Aku kan tidak ingin punya suami penyakitan."
Kyuhyun menyeringai.
"Siapa yang bilang aku mau jadi suamimu?" ledeknya seraya menatap Sungmin yang menatapnya tidak percaya sejenak, dengan pipi cabi bersemu memerah karena menahan malu.
"Percaya diri sekali kau," lanjut Kyuhun dengan seringai semakin lebar. Melihat Sungmin yang kini berdiri di hadapannya dengan wajah menahan malu mau tidak mau sedikit membuatnya merasa geli, Ia menarik tangan Sungmin untuk duduk di pangkuannya.
"Memangnya kenapa kalau aku bangun siang?"
"Nanti kau penyakitan,!"
"Memangnya kenapa kalau aku penyakitan?"
"Kalau kau penyakitan aku yang susah, Kyunie. Aku kan tidak ingin punya suami penyakitan."
Kyuhyun menyeringai.
"Siapa yang bilang aku mau jadi suamimu?" ledeknya seraya menatap Sungmin yang menatapnya tidak percaya sejenak, dengan pipi cabi bersemu memerah karena menahan malu.
"Percaya diri sekali kau," lanjut Kyuhun dengan seringai semakin lebar. Melihat Sungmin yang kini berdiri di hadapannya dengan wajah menahan malu mau tidak mau sedikit membuatnya merasa geli, Ia menarik tangan Sungmin untuk duduk di pangkuannya.
"Lagipula aku
begadang untuk mengerjakan tugas kuliah."
Tangan kanan Kyuhyun kini melingkar di pinggang namja cantik ini, sedangkan tangan kirinya mengacak rambut pirangnya yang halus.
"Kenapa kau mengerjakan tugas terus?" tanya Sungmin masih dengan pipi merona.
"Karena memang sedang ada tugas, Min," ujar Kyuhyun seraya mengecup pundak Sungmin. "Menurutmu kalau aku tidak mengerjakan tugas, apa yang akan terjadi?"
"Ng... dikeluarkan?"
"Kalau dikeluarkan bagaimana?" Kini Kyuhyun sibuk mengecup bahu namja cantik nya.
"Kau susah dapat kerja, lalu kau tidak bekerja, akhirnya kau berakhir miskin," jelas Sungmin mengira-ngira.
"Good boy. Memangnya kau mau punya suami miskin?" tanya Kyuhyun di sela kesibukannya mengecup leher Sungmin yang beraroma vanilla yang selalu menjadi candunya.
Sungmin menyeringai.
"Siapa yang bilang aku mau, kau jadi suamiku, Cho Kyuhyun?"
Kyuhyun menghentikan kegiatannya seketika. Kini ia menatap Sungmin yang tengah menyeringai dalam-dalam.
Ah, asyiknya balas dendam.
"Oh iya," Sungmin berdiri, menatap kekasih yang bungkam,
Tangan kanan Kyuhyun kini melingkar di pinggang namja cantik ini, sedangkan tangan kirinya mengacak rambut pirangnya yang halus.
"Kenapa kau mengerjakan tugas terus?" tanya Sungmin masih dengan pipi merona.
"Karena memang sedang ada tugas, Min," ujar Kyuhyun seraya mengecup pundak Sungmin. "Menurutmu kalau aku tidak mengerjakan tugas, apa yang akan terjadi?"
"Ng... dikeluarkan?"
"Kalau dikeluarkan bagaimana?" Kini Kyuhyun sibuk mengecup bahu namja cantik nya.
"Kau susah dapat kerja, lalu kau tidak bekerja, akhirnya kau berakhir miskin," jelas Sungmin mengira-ngira.
"Good boy. Memangnya kau mau punya suami miskin?" tanya Kyuhyun di sela kesibukannya mengecup leher Sungmin yang beraroma vanilla yang selalu menjadi candunya.
Sungmin menyeringai.
"Siapa yang bilang aku mau, kau jadi suamiku, Cho Kyuhyun?"
Kyuhyun menghentikan kegiatannya seketika. Kini ia menatap Sungmin yang tengah menyeringai dalam-dalam.
Ah, asyiknya balas dendam.
"Oh iya," Sungmin berdiri, menatap kekasih yang bungkam,
"kau belum mandi,
bau."
Dan Sungmin tertawa akan kemenangan mutlaknya.
Pesan moral: jangan mencari masalah dengan Lee Sungmin yang sedang tidak lapar.
Dan Sungmin tertawa akan kemenangan mutlaknya.
Pesan moral: jangan mencari masalah dengan Lee Sungmin yang sedang tidak lapar.
Akhirnya setelah berdebat cukup lama
mereka tidak jadi, bersepeda karena hari sudah menjelang siang, kyuhyun pun
mengantar sungmin pulang kerumahnya.
.:*:.
Sebuah mobil Hyunday
hitam berhenti tepat sebelum garis batas lampu merah. Kyuhyun, yang kini duduk
bangku kemudi, sementara itu sang kekasih sibuk bernyanyi lagu yang tengah
diputar.
"Baby, you have become my addiction, I'm so strung out on you, I can barely move but I like it," nyanyinya hapal di luar kepala.
"Omo, Kyunie! Suaranya Ne-yo sangat bagus kyunie!" pekik Sungmin penuh kagum.
"Baby, you have become my addiction, I'm so strung out on you, I can barely move but I like it," nyanyinya hapal di luar kepala.
"Omo, Kyunie! Suaranya Ne-yo sangat bagus kyunie!" pekik Sungmin penuh kagum.
"Kapan ya Ne-yo konser lagi di
sini?" Sungmin tampaknya tidak dapat menahan godaan untuk tidak memuja
suara sang penyanyi.
"Biasa," komentar Kyuhyun tanpa ekspresi berarti. Tangan kirinya pun segera tergapai untuk mematikan lagu yang berulangkali diputarkan sang kekasih.
Grauk!
"Aw!" Kyuhyun terlonjak kaget karena rasa perih di pundak kirinya. "Sungmin!" bentak Kyuhyun yang kesal karena kena gigitan Sungmin untuk kedua kalinya hari ini.
"Suara Ne-yo jauh lebih bagus daripada suara melengkingmu yang seperti maniak itu, Kyunie!" ketus Sungmin tanpa nada ragu.
Kyuhyun memutar bola mata, kesal karena kembali membahas masalah maniak-tidak maniak. Ia memutar otak untuk menghentikan kekonyolan ini.
"Baiklah kalau kau mau aku jadi maniak," tantang Kyuhyun.
Tanpa ragu ia membuka dua kancing teratas kemeja baby blue yang ia kenakan, membuka kaca mobilnya, lalu menatap tante-tante dan om-om yang tengah berdiri di pinggir jalan tanpa mengindahkan lampu lalu lintas yang kini hijau.
Tentu saja sang tante-tante dan om-om itu menyadari keberadaan Kyuhyun. Jangan permasalahkan jenis kelamin ataupun orientasi seksual saat pemandangan seorang Cho Kyuhun disuguhkan dengan cuma-cuma.
Melihat sang tante-tante atau pun om-om yang ditatap Khuhyun merona wajahnya,Sungmin pun keki. Ia segera menutup jendela mobil lalu memaksa Kyuhyun untuk menjalankan mobil.
"Apa-apaan itu tadi, Kyunie!" pekik Sungmin yang membuat Kyuhyun memutar bola mata begitu mobil kembali dijalankan.
"Kau yang bilang kalau aku ini maniak, kan?" Kyuhyun kini mulai berkonsentrasi mengemudi.Sungmin pun sibuk kembali mengancingi kemeja Kyuhyun yang tadi dibuka.
"Itu bukan alasan!"
"Kalau begitu jangan panggil aku maniak lagi, Min."
Sungmin tak kunjung menjawab, ia hanya diam menatap jalanan melalui kaca di sebelahnya. Karena itu Kyuhyun putuskan untuk menepi sejenak.
"Berhenti memanggilku maniak Min, Itu tidak lucu," ujar Kyuhyun ketika mobil yang ia kendarai sudah dipinggirkan.
"Tapi kata eunhyuk kau itu maniak, kau jarang sekali mencium bibirku”,Sungmin mengerucutkan bibir shape-M seksinya.
Kyuhyun menghela napas, lalu menarik tengkuk Sungmin ke arahnya, menciumnya tepat di bibir mengeluarkan setiap teknik yang ia ketahui. Cho Kyuhyun jenius dalam segala hal, bukan begitu?
Tentu saja termasuk seni berciuman. Setelah memastikan Sungmin kehabisan napas, Kyuhyun pun memundurkan kepalanya.
Kyuhyun menatap Sungmin lekat-lekat, sambil menghapus salipa di dagu kekasihnya dengan ibu jarinya "Jadi, apa aku maniak?"
Sungmin, dengan rona kemerahan di pipi cabinya dan napas yang terengah, menggeleng dengan cepat.
"Good Boy," ucap Kyuhyun menyeringai, lalu melanjutkan perjalanan.
Beberapa detik berlalu.
"...kau bukan maniak, tapi kau Super maniak, Tuan Cho," bisik Sungmin pelan, membuat sang pemuda tampan itu tidak dapat mendengar ucapannya.
Kyuhyun merasa menang karena tidak lagi dipanggil maniak lagi. Sayang sekali ia tidak sadar kalau kini nama panggilannya akan berubah menjadi super maniak.
akhirnya mereka pun sampai di rumah sungmin
"Biasa," komentar Kyuhyun tanpa ekspresi berarti. Tangan kirinya pun segera tergapai untuk mematikan lagu yang berulangkali diputarkan sang kekasih.
Grauk!
"Aw!" Kyuhyun terlonjak kaget karena rasa perih di pundak kirinya. "Sungmin!" bentak Kyuhyun yang kesal karena kena gigitan Sungmin untuk kedua kalinya hari ini.
"Suara Ne-yo jauh lebih bagus daripada suara melengkingmu yang seperti maniak itu, Kyunie!" ketus Sungmin tanpa nada ragu.
Kyuhyun memutar bola mata, kesal karena kembali membahas masalah maniak-tidak maniak. Ia memutar otak untuk menghentikan kekonyolan ini.
"Baiklah kalau kau mau aku jadi maniak," tantang Kyuhyun.
Tanpa ragu ia membuka dua kancing teratas kemeja baby blue yang ia kenakan, membuka kaca mobilnya, lalu menatap tante-tante dan om-om yang tengah berdiri di pinggir jalan tanpa mengindahkan lampu lalu lintas yang kini hijau.
Tentu saja sang tante-tante dan om-om itu menyadari keberadaan Kyuhyun. Jangan permasalahkan jenis kelamin ataupun orientasi seksual saat pemandangan seorang Cho Kyuhun disuguhkan dengan cuma-cuma.
Melihat sang tante-tante atau pun om-om yang ditatap Khuhyun merona wajahnya,Sungmin pun keki. Ia segera menutup jendela mobil lalu memaksa Kyuhyun untuk menjalankan mobil.
"Apa-apaan itu tadi, Kyunie!" pekik Sungmin yang membuat Kyuhyun memutar bola mata begitu mobil kembali dijalankan.
"Kau yang bilang kalau aku ini maniak, kan?" Kyuhyun kini mulai berkonsentrasi mengemudi.Sungmin pun sibuk kembali mengancingi kemeja Kyuhyun yang tadi dibuka.
"Itu bukan alasan!"
"Kalau begitu jangan panggil aku maniak lagi, Min."
Sungmin tak kunjung menjawab, ia hanya diam menatap jalanan melalui kaca di sebelahnya. Karena itu Kyuhyun putuskan untuk menepi sejenak.
"Berhenti memanggilku maniak Min, Itu tidak lucu," ujar Kyuhyun ketika mobil yang ia kendarai sudah dipinggirkan.
"Tapi kata eunhyuk kau itu maniak, kau jarang sekali mencium bibirku”,Sungmin mengerucutkan bibir shape-M seksinya.
Kyuhyun menghela napas, lalu menarik tengkuk Sungmin ke arahnya, menciumnya tepat di bibir mengeluarkan setiap teknik yang ia ketahui. Cho Kyuhyun jenius dalam segala hal, bukan begitu?
Tentu saja termasuk seni berciuman. Setelah memastikan Sungmin kehabisan napas, Kyuhyun pun memundurkan kepalanya.
Kyuhyun menatap Sungmin lekat-lekat, sambil menghapus salipa di dagu kekasihnya dengan ibu jarinya "Jadi, apa aku maniak?"
Sungmin, dengan rona kemerahan di pipi cabinya dan napas yang terengah, menggeleng dengan cepat.
"Good Boy," ucap Kyuhyun menyeringai, lalu melanjutkan perjalanan.
Beberapa detik berlalu.
"...kau bukan maniak, tapi kau Super maniak, Tuan Cho," bisik Sungmin pelan, membuat sang pemuda tampan itu tidak dapat mendengar ucapannya.
Kyuhyun merasa menang karena tidak lagi dipanggil maniak lagi. Sayang sekali ia tidak sadar kalau kini nama panggilannya akan berubah menjadi super maniak.
akhirnya mereka pun sampai di rumah sungmin
.:*:.
Sungmin melangkah perlahan dengan piring kecil berisi kue labu di tangannya. Tak lama setelah itu, ia meletakkan piring tersebut di hadapan Kyuhyun yang langsung mengambil kue tersebut.
"Abonim dan Omomin ternyata belum pulang," ujar Sungmin lemas setelah mendudukan dirinya di kursi yang bersebrangan dengan Kyuhyun yang sedang asik memainkan PSP kesayangannya.
"Hn." Ujar Kyuhyun masih sibuk dengan PSP nya.
"Padahal aku pikir mereka sudah pulang, jadi aku dapat oleh-olehnya sore ini." Sungmin menatap Kyuhyun lekat dengan dagu bertumpu pada kedua tangannya.
"Hn." Kyuhyun masih sibuk dengan PSP nya.
"Kyuhyunie?"
"Apakah bermain PSP menyenangkan?"
"Hn."
"Apakah kau bisa mengatakan hal lain selain 'hn'?"
Kyuhyun masih sibuk dengan PSP kesayangannya.
"Hn."
"Apakah kau tahu, kau itu sangat tampan?"
"Hn."
"Apakah menurut mu, aku itu namja yang cantik?"
Kyuhyun masih sibuk memakan PSP nya.
"Hn."
"Apakah aku boleh meminjam PS_"
"—Ani."
Sungmin menghela napas, Kyuhyun masih sibuk dengan game di PSP bodohnya.
"kyuhyunie."
"Hn."
"Apakah ada hal lain yang menarik untukmu selain PSP ?"
"Ada."
Okay, Sungmin kini merasa senang bukan main.
"Mwo?" tanya Sungmin dengan mata berkilat oleh antusiasme.
Kyuhyun mendongak, menatap Sungmin tepat di mata sebelum menjawab, "bermain Starcrafe."
Duak!
Kepala Sungmin terbentur keras pada meja makan yang terbuat dari kayu jati.
And that's what they called 'Headbang'.
.:*:.
beberapa saat
kemuadian.
"Bagaimana jika kuberi Sex pertama ku untuk mu ?"
Kalimat Sungmin yang memecah keheningan yang terjadi selama lima menit lalu sukses membuat Kyuhyun sontak menatapnya.
"Apa masih lebih menarik PSP itu daripada bercinta dengan ku, Kyunie?" pancingnya lagi.
Sungmin sadar betul, hargadirinya dipertaruhkan di sini.
"Nanti," respon Kyuhyun singkat.
"Mwoya?"
"Nanti, setelah game nya selesai."
Tuing!
Silangan urat muncul di kening Sungmin.
Cukup sudah, sudah cukup. Bagaimana bisa keperjakaannya dihargai dengan game di PSP?
Setelah memenangkan game di PSP kesayangannya, Kyuhyun berdiri, menarik tangan Sungmin ke arah kamar namja cantik. Dalam hati, Kyuhyun bersyukur selalu membawa alat kontrasepsi di dompetnya untuk keadaan 'darurat'.
"Mau ke mana?" tanya Sungmin, tidak menuruti tarikan Kyuhyun untuk berdiri.
"Tentu saja ke kamar, kau mau kita bercinta di sini?" jawab Kyuhyun setengah meledek.
"Nanti," respon Sungmin singkat.
"Mwo?"
"Nanti, setelah kita menikah, Kyunie." jawabnya dengan senyuman termanis. Ah, tentu saja senyuman manis kemenangan karena berhasil membalas perkataan sang kekasih. Sungmin lalu berdiri melewati Kyuhyun untuk menonton televisi di ruang tamu seraya mencium leher dan meniup telinga Kyuhyun sejenak sebelum berlalu.
dalam hati Kyuhyun mengumpat “Shit, kau membuat ku Honry Min”.
Pesan moral: balas dendam memang benar-benar menyenangkan.
"Bagaimana jika kuberi Sex pertama ku untuk mu ?"
Kalimat Sungmin yang memecah keheningan yang terjadi selama lima menit lalu sukses membuat Kyuhyun sontak menatapnya.
"Apa masih lebih menarik PSP itu daripada bercinta dengan ku, Kyunie?" pancingnya lagi.
Sungmin sadar betul, hargadirinya dipertaruhkan di sini.
"Nanti," respon Kyuhyun singkat.
"Mwoya?"
"Nanti, setelah game nya selesai."
Tuing!
Silangan urat muncul di kening Sungmin.
Cukup sudah, sudah cukup. Bagaimana bisa keperjakaannya dihargai dengan game di PSP?
Setelah memenangkan game di PSP kesayangannya, Kyuhyun berdiri, menarik tangan Sungmin ke arah kamar namja cantik. Dalam hati, Kyuhyun bersyukur selalu membawa alat kontrasepsi di dompetnya untuk keadaan 'darurat'.
"Mau ke mana?" tanya Sungmin, tidak menuruti tarikan Kyuhyun untuk berdiri.
"Tentu saja ke kamar, kau mau kita bercinta di sini?" jawab Kyuhyun setengah meledek.
"Nanti," respon Sungmin singkat.
"Mwo?"
"Nanti, setelah kita menikah, Kyunie." jawabnya dengan senyuman termanis. Ah, tentu saja senyuman manis kemenangan karena berhasil membalas perkataan sang kekasih. Sungmin lalu berdiri melewati Kyuhyun untuk menonton televisi di ruang tamu seraya mencium leher dan meniup telinga Kyuhyun sejenak sebelum berlalu.
dalam hati Kyuhyun mengumpat “Shit, kau membuat ku Honry Min”.
Pesan moral: balas dendam memang benar-benar menyenangkan.
.:*:.
After Two
Years.
Lee Sungmin
mengetuk pintu kediaman keluarga Cho dengan keras.
"CHO
KYUHYUN, BUKA PINTUNYA!" teriak Sungmin agar dapat masuk ke rumah keluarga
Cho untuk menjauh dari cuaca berangin ini.
Tubuhnya dibalutkan
Hodie pink dan jins ketat berwarna putih, yang memperlihatkan kaki jenjang nya
yang indah, ya sungmin memang seorang pria namun jangan salahkan wajah
cantiknya serta bentuk tubuhnya yang layaknya seorang yeonja, dengan rambut
pirang yang sedikit memanjang menambah kesan manis pada diri seorang Lee
Sungmin.
Ceklek.
"Haruskah
berteriak, Min? Apa gunanya bel kalau begitu?" ujar Kyuhyun setelah
membukakan pintu. Sungmin pun langsung memeluk Kyuhyun begitu melihat sosok
tersebut tanpa peduli omelannya.
"Tak
tahu kah kau kalau manusia sedang kedinginan ia tidak bisa berpikir
jernih?" jawabnya.
Sungmin lalu
menyusupkan tangannya ke dalam jaket Kyuhyun hingga ke punggungnya, mencari
kehangatan.
Kyuhyun yang
tahu tak akan bisa berdebat dengan Sungmin pun hanya menghela napas panjang,
lalu menutup pintu agar sang angin dingin tidak dapat menyusup masuk ke
rumahnya yang lebih hangat. Tangan Kyuhyun pun mengelus punggung Sungmin,
memberikan gerakan yang menghangatkan hati maupun tubuh Sungmin secara
bersamaan.
Inilah yang
Sungmin cintai dari Kyuhyun, talk less, do more.
Tak perlu
kata-kata, ia tahu dan yakin Kyuhyun mencintainya.
Sungmin menperdalam
pelukannya pada Kyuhyun, menenggelamkan wajah cantiknya di tengkuk sang
kekasih.
"Kyunie"
panggil Sungmin sambil menghirup aroma tengkuk Kyuhyun.
"Hm?"
"…kau
belum mandi ya?" Sungmin melepaskan pelukan dari Kyuhyun dan menatap mata
sang kekasih. Kyuhyun terlihat sedikit sebal karena tak lagi memeluk namja
cantik nya.
"Masih
pagi," jawab Kyuhyun sambil berlalu menuju kamarnya, meninggalkan Sungmin
yang menatap jam dinding dengan bingung.
Tiga sore.
Okay, tiga sore. Jelas
bukan pagi.
Sungmin yakin
100% bahwa Kyuhyun dari tadi pagi pasti sibuk bermain dengan Game-game
bodoh itu.
.:*:.
setelah masuk ke kamrnya kyuhyun langsung memainkan starcrafe, game kesayangannya, tanpa menghiraukan keberadaan sungmin di kamarnya.
"Kyunie!"
Hening.
"Kyuuuhyunnie!"
Masih hening.
"Kyu
Chagii!"
Tak ada
jawaban.
"Kyuuupabooo!"
Masih tak ada
jawaban.
Puk!
Sebuah bantal
mendarat dengan telak di kepala kyuhyun.
Krik.
Masih hening.
"Cho
Kyuhyun!!"
Masih, tetap,
selalu tak ada jawaban.
"LALALALA
HALO NAMJA TAMPAN DI SANA LALALALA—"
"—Sungmin..."
"—oh,
Tuhan! Akhirnya ia bica—"
"—bisakah
kau diam?"
Puk!
Kembali,
sebuah bantal mendarat di kepala sang pemuda yang sedang bermain Starscrafe.
"Ugh!"
beberapa saat kemudian.
.:*:.
"Kyuhyunnnie!"
"Kyuhyunnnie!"
Hening.
Sudah cukup,
cukup sudah. Sungmin pun menggerakkan tangannya, mencari bantal untuk kembali
menimpuk sang pemuda. Tapi apa daya, segala amunisi telah terpakai percuma.
Karena itu
Sungmin berdiri dari tempat tidur sang kekasih, memeluk guling berlapiskan kain
baby blue di tangan, melangkah untuk berhenti tepat di belakang sang kekasih
yang kini memunggunginya menatap layar komputernya.
Sungmin
menarik kencang bagian belakang rambut Kyuhyun yang mencuat, hingga membuat Kyuhyun
terjengkang ke belakang.
“Omona Min..."
keluh Kyuhyun dengan suara kualahan yang mencoba sabar seraya menekan
tombol pause pada maose di komputernya.
Sungmin yang
berdiri kini menunduk menatap sang kekasih yang berbaring di lantai masih
dengan memeluk guling di tangan.
"Demi semua Bunny yang berwarna pink, Cho
Kyuhyun! Umurmu sudah 24 tahun tapi kebiasaanmu asik dengan game tanpa
memerhatikanku masih sama seperti saat kita remaja dulu! Tak bisa kah kau
berubah menjadi lebih dewasa, wahai Cho Kyuhyun?" omelnya panjang lebar.
"Kebiasaanmu
menimpukku dengan bantal juga tidak berubah, Min." Kyuhyun memutar bola
mata.
"Hey!
Jangan membalikkan keadaan! Kau curang!"
"Yak!,
kau juga tidak pernah mau kalah seperti biasa min."
Kembali,
Sungmin memutar bola mata.
"Cho
Kyuhyun! Sejak kapan kau menjadi lelaki bawel seperti ahjuma-ahjuma!
Jangan-jangan kau alien!"
Krik.
Kyuhyun
menatap Sungmin dengan tatapan datar.
Hening.
Sungmin
berpikir dengan keras, Kyuhyun menatap datar dengan bosan.
"Kau ke
manakan Cho Kyuhyun, wahai Alien-si!" pekik Sungmin sembari mengangkat
gulingnya tinggi-tinggi, bersiap memukul wa—
"—kalau
kau pukul wajahku dengan guling itu akan kubatalkan rencanaku melamarmu malam
ini," ujar Kyuhyun dengan alis terangkat menantang.
Satu detik
berlalu.
Sungmin
membeku, Kyuhyun berwajah datar.
Dua detik
berlalu.
Sungmin masih
membeku, Kyuhyun masih berwajah datar.
Tiga detik
berlalu.
Mata Sungmin
membulat, dan Kyuhyun tergagap.
"MWO?"
Sungmin memekik kencang.
"Lu-lupakan."
Untuk pertama kali, sang tuan muda Cho tergagap.
"Kau—"
"—lupakan,
Su—"
—BUAK!
Sebuah guling
mendarat di wajah tampan Cho Kyuhyun dengan cepat dan telak. Telak. Sangat,
sangat, telak hingga membuat Kyuhyun berwajah kaget bukan main
dan membeku karena bingung akan apa yang terjadi.
"KAU—"
Sungmin menunjuk wajah Kyuhyun yang masih belum mencerna apa yang terjadi.
"—bagaimana bisa kau membocorkan
rencanamu melamarku yang seharusnya adalah KEJUTAN, Kyunie!" pekik Sungmin
dengan garang.
Pada detik
berikutnya, Sungmin melempar guling yang sebelumnya ia gunakan sebagai senjata ke
tempat tidur dengan sembarang, lalu berlari keluar kamar dengan cepat.
Suara langkah
kaki Sungmin perlahan-lahan mengecil, menandakan ia menjauh.
Kyuhyun pun
bangun dari di lantai, kini ia duduk,
masih dengan ekspresi bingung akan apa yang terjadi, Mungkin pukulan telak di
wajahnya membuatnya sedikit 'korslet'?
Suara langkah
kaki Sungmin kembali terdengar, masih cepat, semakin terdengar jelas,
menandakan ia mendekat.
Kyuhyun
menoleh ke arah pintu, berusaha mempersiapkan mental jika sesuatu yang aneh
kembali terjadi.
"KAU—"
Lagi, Sungmin menunjuk Kyuhyun dengan ekspresi sangar.
"—awas kalau kau membatalkan rencanamu
melamarku nanti malam!" ancamnya singkat lalu kembali berlari keluar rumah
sang kekasih.
Krik.
Krik krik.
Kyuhyun diam
dalam keheningan, memutar otaknya yang jenius untuk memroses hal yang unik
(jika tidak mau dibilang aneh).
Tiga detik
berlalu, Kyuhyun masih diam.
Detik
berikutnya, Kyuhyun pun bergerak, meraih mouse menekan tombol start,
lalu melanjutkan permainan Starcrafe dalam keheningan.
Catatan: seorang Cho Kyuhyun kalah dalam
Starcrafe, yang merupakan favoritnya.
.:*:.
At Night
At Night
Lee Sungmin
mengenakan Tukedo hitam dan kemeja pink, dengan dasi pink menambah kesan manis
pada dirinya, berjalan ke pintu masuk rumah terkasihnya Cho Khyuhyun.
Tangannya
tergapai mencoba membuka gagang pintu, gagang, Pintu terkunci Namun tak
masalah, ia bisa menekan bel rumah untuk dibukakan pintunya oleh sang empunya
rumah.
Ting ting.
Bel rumah
berbunyi, sebuah derap langkah terdengar mendekat untuk membukakan pintu.
Ceklek.
Di sanalah
terlihat, seorang pria tampan dengan celana training biru tua
dan jaket hitam di atas kaus putih oblo—tunggu. Apakah ada kesalahan di
sini?
"Kyuhyunie..."
Sungmin memandang Kyuhyun dengan sebelah alis terangkat, begitupun sebaliknya.
"Kau mau
ke mana, Mi—"
"—tidak
kah kau seharusnya ganti baju?" Sungmin memotong ucapan Kyuhyun yang
menatapnya heran.
"...untuk?"
tanya Kyuhyun ragu.
"...melamarku?"
jawab Sungmin dengan pertanyaan.
Hening.
Krik.
"Oh..."
respon Kyuhyun singkat.
Krik.
Kyuhyun
merogoh kantung jaket hitam yang kini ia kenakan, mengambil sebuah cincin
bermatakan berlian, meraih tangan kanan Sungmin, menyisipkannya di jari manis
sang kekasih sembari berkata,
"Februari
tahun depan kita menikah."
Dan di
sanalah Cho Kyuhyun melamar Lee Sungmin.
Tanpa
pertanyaan 'will you marry me?' (bahkan dengan sebuah perintah).
Di ambang
pintu rumah (bukan di sebuah restoran mewah).
Dengan kaus
putih oblong (di mana seharusnya setelan tukedo yang dipakai).
Melalui
sebuah cincin telanjang (tanpa kotak merah marun berbentuk hati).
Berdiri
dengan tegaknya (yang mana seharusnya ia berlutut layaknya bangsawan dimabuk
cinta).
Di ambang
pintu kediaman keluarga Cho, Lee Sungmin menangis,karena sepertinya ia jatuh
cinta pada orang yang salah, Kyuhyun
menyeringai karena menurutnya Sungmin terharu atas lamarannya.
Lee Sungmin berpikir, mungkin seorang Cho Kyuhyun adalah
sebangsa alien
.:*:.
after 3 mont
"Jadi,
kalian mau pilih warna apa?" tanya seorang pemuda bernama Kibum seorang Event
Organizer.
"Pink,"
/ "Hitam," ujar Sungmin dan Kyuhyun bersamaan.
Pada detik
selanjutnya, Sungmin dan Kyuhyun saling bertatapan tajam.
At home
"Kyunie!"
pekik Sungmin dengan cukup keras.
"Bagaimana bisa kau mengacaukan rencanaku
dan bagaimana mungkin sebuah acara pernikahan bertemakan warna hitam!
Kau pikir ini acara apa? Acara merayakan meninggalnya seseorang, hah?" Sungmin
menolak kedua tangannya di pinggang dan menatap Kyuhyun yang kini sedang memainkan
PSP dengan tatapan tajam.
"Setidaknya
hitam lebih bagus daripada pink," jawab Kyuhyun seraya menatap lajar PSP
nya. "Memangnya ini acara ulang tahunmu yang ke tujuh belas?" sindir Kyuhyun
dengan tatapan datar.
"Tapi
teman kuliahku dulu juga pernikahannya bertema warna pink Kyunie!"
"Bohong."
"SERIUS!"
"Cih,
kalau begitu pasti prianya banci."
"Oh ya?
Pasangannya binaragawan, Kyuhyunie."
"Binaragawan
itu banyak yang maniak min"
"Dia
bukan maniak! Buktinya dia menikah dengan temanku!"
"Kalau
begitu temanmu waria," jawab Kyuhyun dengan santai.
"Temanku
seratus persen pria Kyunie”
"Kau
telah dibohongi." Kyuhyun masih asik dengan PSP nya
"Aku
tidak dibohongi! Aku pernah mandi dengannya waktu kecil dan aku lihat dengan
jelas dia pria!"
Kyuhyun
tertegun.
"...Mwo?"
Kini Kyuhyun melupakan PSP sejenak dan menatap Sungmin lekat-lekat.
"...kau
pernah mandi dengan waria?"
"Dia
bukan waria!" Sungmin mulai emosi. "Kenapa? Kau iri?"
Kyuhyun mulai
menata pikirannya. "Ani," jawabnya yakin,
"saat kita menikah nanti, aku bisa mandi
sebanyak yang ku mau denganmu."
Kyuhyun
melanjutkan permainan PSP nya. Berusaha terlihat keren padahal hatinya iri
setengah mati.
Tuing!
Silangan
urat mampir di kening Sungmin.
Dengan cepat
sungmin mengambil PSP dan menyembunyikan di belakang punggungnya
"Akan
aku buang semua semua koleksi game bodoh mu, jika kau tidak mau merubah
dekorasinya menjadi warna pink," ucap Sungmin cepat dan tegas, tanpa
menyisakan celah untuk sebuah interupsi.
Kyuhyun
terlihat sedikit kesal sejenak, lalu kembali dapat menata emosinya.
"Aku bisa membelinya lagi nanti."
"Oh
ya?" Sungmin menyeringai sembari mengangkat alis menantang. Pada detik
berikutnya, Sungmin merogoh tas yang kini tersampir di bahunya, mengeluarkan
sebuah dompet hitam.
"Kau
pikir di mana dompet berisi uang dan kartu ATM-mu, Kyunie?"
"Kau
cukup pintar, Min." Kyuhyun menyeringai.
"Namun,
sayang sekali, aku masih bisa meminjam uang dari donghae hyung, chaming, atau
pun yesung hyung ," ujarnya santai setengah mengejek.
Sudah cukup,
cukup sudah.
Sungmin
berjalan ke meja makan tempat Kyuhyun berada,—BRAK!—menggebrak meja tersebut
dengan keras, dan menatap Kyuhyun tajam. Harus kah Sungmin mengeluarkan
kemampuan material artnya.
"Ubah
warna dekorasi pernikahan SEKARANG JUGA atau kau tak akan dapat jatah malam
pertama untuk empat bulan pernikahan!" ancam Sungmin. Kyuhyun
membuka mulut untuk mengatakan 'tidak masalah', tetapi sepertinya,
sebelum Kyuhyun merespon 'harga awal', Sungmin dengan cepat sudah lebih dulu menyela
dengan menaikkan 'harga penawaran',
"—ralat.
Satu tahun!" yang akhirnya berhasil membuat Cho Kyuhyun diam dan bertekuk
lutut menyerah.
Dengan terpaksa
ia menelepon Kibum untuk mengubah dekorasi warna hitam pernikahannya menjadi pink.
Ups, tak lupa kini Cho Kyuhyun berkeringat
dingin karena memikirkan kalau-kalau ia
dipaksa memakai setelan tukedo berwarna pink di pernikahannya
kelak.
Tentu saja
kini sang pewaris Cho Coorporation itu panik setengah mati berusaha tidak
memikirkan bahwa kini harga dirinya yang ia pikir seharga sepuluh matahari dan
dua puluh purnama ternyata hanya seharga sebuah malam pertama.
Cih—decih Kyuhyun dalam hati.
.:*:.
Kyuhyun baru
saja menyikat giginya saat mendengar pintu kamarnya terbuka. Kyuhyun pun keluar
dari kamar mandi di dalam kamarnya, lalu menemukan sang kekasih tengah tiduran
membelakanginya di tempat tidur miliknya seraya menggunakan selimut.
Tanpa ragu,
Kyuhyun menyelinapkan diri ke dalam selimut yang sama, lalu memeluk sang
kekasih dari belakang.
"Kau
belum pulang, hm?" tanya Kyuhyun seraya mengecup bahu Sungmin.
"Kau
mengusirku?" responnya dengan nada datar.
"Menurutmu?"
"Tidak."
"Good
Boy." Kyuhyun melanjutkan kegiatannya, kini menaikkan kecupannya ke leher
jenjanng Sungmin. Sungmin tidak merespon, Kyuhyun tahu pasti ada yang salah.
Kyuhyun pun
memosisikan diri kembali. Tangan kiri masih melingkar di pinggang Sungmin
sedangkan tangan kanan ia gunakan untuk menopang kepalanya agar lebih tinggi.
"Ada
apa, Hm?" tanya Kyuhyun saat merasa telah nyaman dengan posisinya.
"Hh..."
Sungmin memutar tubuhnya, kini menghadap Kyuhyun seutuhnya.
"Aku takut..."
"...takut?
Takut akan?"
"Kau."
Sungmin menatap Kyuhyun tepat di mata.
"Eh?"
"Apakah
nanti setelah menikah kau akan memukulku?" Air mata Sungmin terlihat
menggenang di pelupuk matanya.
"mwo?"
"Apakah
nanti setelah menikah kau akan memukulku dan menyakiti fisikku? Misalnya jitak,
tampar, dan semacamnya?"
"Sungmin—"
"—aku
takut..."
Kyuhyun
tertawa kecil.
"Kenapa
kau malah tertawa, Cho!" Sungmin yang kesal mencubit pinggang Kyuhyun
keras.
"Aw!"
Kyuhyun berhenti tertawa seketika.
"Kau
menyebalkan! Aku sedang bicara serius kau malah tertawa!" Sungmin kini
duduk menghadap Kyuhyun seraya menolakkan kedua tangannya di pinggang.
"Mian,
mianhae, alasanmu takut sangat menggelikan, Min."Kyuhyun berusaha menahan
tawa sembari mengusap bagian yang baru saja dicubit keras oleh Sungmin.
"Maksudmu?"
"Coba
kau ingat-ingat, siapa yang selama ini selalu main kekerasan? Cubit, gigit,
tampar, jambak, timpuk bantal, bahkan pernah melempar laptop tepat
di wajahku."
"...err,
aku?"
"Pernah
aku membalas?"
Sungmin
terpaku menatap Kyuhyun.
"...aniyo,"
gumamnya.
Beberapa detik kemudian, Sungmin tersenyum
pada calon pasangan hidupnya.
"Kau bahkan memelukku setelah kutimpuk
wajahmu dengan laptop, berusaha menenangkan emosiku padahal saat itu hidungmu
mimisan karena aku."
Kyuhyun
menyeringai saat Sungmin kembali ke posisi tidur dan memeluknya erat.
"—tunggu!"
Sungmin melepaskan pelukan dengan segera dan Kyuhyun merasakan sesuatu yang
aneh pasti akan keluar lagi dari mulut Sungmin.
"Seorang
Kyuhyun tidak akan bersikap semanis ini! Kau pasti alien!"
Krik.
Kyuhyun
memutar bola mata bosan, "Astaga, Min, jangan kumat lagi."
Sungmin
segera bangun dari posisi tidurnya dan duduk di perut Kyuhyun (err... Alien)
untuk menindihnya. Dengan cepat Sungmin mencubit kedua pipi Kyuhyun agar dapat
menatap dengan jelas.
"Wahai, Alien-shi—"
Kyuhyun
memutar mata, memimpikan hari saat Sungmin akan bersikap dewasa.
"—Saranghae,"
bisiknya cepat.
Mata Kyuhyun
membulat kaget mendengar ucapan Sungmin, lalu menyadari kini bibirnya telah dilumat
habis oleh Sungmin, hanya untuk sementara.
Karena
selanjutnya, permainan dipimpin oleh Kyuhyun, seperti biasa.
Ah, bahkan sempat-sempatnya ia menyeringai
kala sedang berpagutan.
Dasar Cho
Evil!—batin Sungmin tepat sebelum
benaknya serasa melayang ke angkasa.
.:*:.
At Wedding
Time
"You
may kiss your bride," ucap sang pastur dengan wibawanya yang begitu
kental.
Tak memakan
waktu lama, Kyuhyun pun segera mencium bibir sang kekasih yang kini telah resmi
menjadi pasangan hidupnya. Ciuman tersebut berawal cukup mulus, dengan begitu
lembut Kyuhyun menyapu bibir Shape-M milik bunny Min nya. Selanjutnya pun masih
lem—
Tunggu.
He-hey, tunggu dulu! Kenapa itu menggunakan
lidah? A-astaga! O-oke, mungkin ini hanya akan berlangsung sementara. I-iya
kan?
Sang pastur
menelan ludah, satu menit telah berlalu, ciuman tersebut masih berlangsung,
Sungmin pun mencoba untuk melepaskan diri sedari tadi.
"Waa,
Appa, aku juga mau ciuman seperti itu." Seorang gadis manis menarik-narik
setelan jas sang ayah.
Dengan
segera, sang ayah pun menutup mata anaknya seraya berteriak
"SEMUA,
LINDUNGI MATA ANAK KALIAN!"
Semua tamu di
sana, langsung mengalihkan pandangan anaknya (tentu saja anaknya mengeluh
karena suguhan menarik tersebut ternyata tak dapat lagi mereka tonton).
Yesung yang
sebelum ini berteriak kini berancang-ancang untuk berteriak kembali,
"Hentikan, Evil Magnae!"
Akhirnya,
setelah beberapa detik berikutnya terlewatkan, Kyuhyun pun melepaskan pertempuran tersebut.
Napas Sungmin
terengah-engah, Kyuhyun masih berdiri dengan tegak dan menyeringai menatap
sungmin. "Selamat datang, Nyonya Cho."
Sungmin yakin
semua orang tidak akan melupakan ciuman dirinya dengan kyuhyun tadi, aigoo dia
ingin menghilang sekarang juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar